Sebelum Malam Minggu

Sebelum malam minggu, 
hari menuju Sabtu
saya diuji rindu yang gemetaran
mereka membaret tubuhnya di kepala saya
bunyinya sret sret tak karuan

Aduh.
Seandainya saya punya kekasih tidak akan terlihat lebih pedih
meski kenyataannya saya baik-baik saja
Tidak ada keinginan peluk di tengah kantuk sebelum hari berjalan lebih cepat
dari lelaki yang belum pernah saya dapat

Tapi, sebelum malam minggu
saya sendiri
berjuang dari dengungan suara 
melintasi kos-kosan menyelip lewat celah jendela
yang anginya sibuk menjalar ke pipi

Aduh, rindu tidak sabaran mau menyusu
saya terkantuk-kantuk oleh keinginan
Tidak dengan kekasih, saya masih bisa bernapas
tapi Ibu, raut wajah lembutmu mendadak membuat sesak napas

Sebelum malam minggu
Saya mau pulang ke pangkuan Ibu
Mengiba dan mengadu
Tapi, sebentar-sebentar, kenapa saya justru menangis?
di kamar 3 x 4 
bersama kangen yang terus mengumpat

Sebelum malam minggu
Saya bermonolog ria
bagaimana kalau  menghubungi Ibu dan meminta temu?
tapi dada saya meronta
Jangan seperti itu! 
Sebab saya bisa menangis di dering telepon pertama

Jadilah saya diam, menunggu malam-malam berlalu
dengan degub bertalu-talu
memohon kepada Tuhan
Agar Ia mencintaimu selalu

O, Ibu
Selamat menuju malam  ke sekian!
Dari saya yang ngilu sendirian