Tak henti hati berharap
Untuk bisa menahan lelah
Selalu berkacak menantang hidup
Tapi nyata jiwa rapuh
Tatkala Tuhan selalu memberi keadilan
Hati malah menuntut kebatilan
Tak ada naluri pemimpi
Sebatas menuruti langkah kaki
Sehingga tak ada ruang tertentu
Tapi alami apa adanya terpampang
Benalu yang sebelah mata disampingkan, tampak tetap jadi penghias yang asri
Itu karena memang sudah kodratnya
Pada dasarnya tidak terlalu menjatuhkan
Bahkan bisa memperindah keadaan, bila pandai menatanya
Layaknya kerikil
Ia akan berguna bagi yang bisa menatanya
Namun akan jadi sebatas perusak dan penghalang jalan bagi yang kurang hoki
Ada dua permainan;
Menggelindingkan roda dan biarkan ia berjalan hanya mengikuti hukumnya,
atau
Bermain sepeda di atas roda yang aku bisa merubah arah berdasar perhitunganku
AG
09.05
Karanggayam, 31 Agustus 2016